RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MA
AL - FATTAH
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas/Semester :
XII IS/2
Tahun
Pelajaran : 2014 / 2015
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
II. KOMPETENSI DASAR
3.1. Menganalisis pola persebaran spasial,
hubungan serta interaksi spasial desa dan kota
III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
v Mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan perkembagan desa
kota
v Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang desa
v Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang kota
v Menganalisis model-model teori struktur spasial kota
v Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
interaksi spasial desa dan kota
v Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
v Siswa mampu mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan
perkembagan desa kota
v Siswa mampu mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang desa
v Siswa mampu mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang kota
v Siswa mampu menganalisis model-model teori struktur spasial kota
v Siswa mampu mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya interaksi spasial desa dan kota
v Siswa mampu menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah
Karakter siswa yang diharapkan
:
§
Kerja keras, Jujur,
saling menghargai, dan inovatif.
V. MATERI PEMBELAJARAN
1.
Uraian
Materi
·
Pengertian desa
·
Ciri-ciri desa
·
Potensi desa
·
Struktur ruang
desa
·
Pengertian kota
·
Cirri-ciri kota
·
Potensi kota
·
Struktur ruang
kota
·
Interaksi desa
kota
VI. METODE PEMBELAJARAN
§
Studi
kepustakaan
§ Ceramah
§ Tanya jawab
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tatap Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
·
Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta
interaksi spasial desa-kota
·
Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi
spasial desa-kota
·
Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta
interaksi spasial desa-kota
|
·
Secara kelompok, diskusi tentang potensi desa kaitannya
dengan perkembangan desa kota
·
Secara kelompok diskusi tentang cirri-ciri struktur
desa
·
Secara kelompok, diskusi tentang cirri-ciri struktur kota
·
Secara kelompok menganalisisa model-model teori
struktur spasial kota
·
Mengungkapkan kembali factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya interaksi spasial desa-kota dari berbagai referensi
·
Secara individu, menghitung kekuatan interaksi antara
dua wilayah dari data yang disajikan dalam LKS
|
·
Siswa dapat Mengidentifikasi potensi desa kaitannya
dengan perkembangan desa kota
·
Siswa dapat Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang
desa
·
Siswa dapat Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang
kota
·
Siswa dapat Menganalisis model-model teori struktur
spasial kota
·
Siswa dapat Mengidentifikasi factor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya interaksi spasial desa dan kota
·
Siswa dapat Menghitung kekuatan interaksi antara dua
wilayah
|
VIII. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan
Pertama
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru menjelaskan secara singkat tentang
kompetensi dasar yang harus dicapai dan esensi materi yang harus dikuasai.
b. Motivasi
Pemahaman tentang potensi desa erat
kaitannya dengan pemahaman perkembangan desa kota.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.
Menyiapkan bahan yang akan ditugaskan pada siswa, dan memberikan
pengarahan sedikit yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b.
Siswa dapat mengidentifikasi potensi desa dan kota serta cirri-ciri
struktur ruang desa maupun ruang kota.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
a.
Membagi siswa menjadi empat kelompok.
b.
Memberi tugas pada kelompok pertama untuk menggali referensi mengenai pengertian
desa menurut para ahli dan mengidentifikasi cirri-ciri desa.
c.
Memberi tugas pada kelompok kedua untuk mengidentifikasi potensi desa dan
mendiskripsikan struktur ruang desa.
d.
Memberi tugas pada kelompok ketiga untuk menggali referensi mengenai
definisi kota dan mengidentifikasi cirri-ciri kota.
e.
Memberi tugas pada kelompok keempat untuk mengidentifikasi potensi kota
dan struktur ruang kota.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Konfirmasi
Dalam
kegitan konfirmasi, siswa:
a.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
b.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dari hasil diskusi
kelompok.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c. Guru memberikan penilaian
- Hasil kerja kelompok (hasil studi pustaka)
- Diskusi kelompok
d. Guru menyampaikan kompetensi untuk pertemuan selanjutnya.
(nilai yang ditanamkan : kerja keras,
jujur, saling menghargai, dan inovatif);
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal
a.
Apersepsi
Guru mengulas kembali pembahasan materi pada
pertemuan sebelumnya tentang potensi dan ciri-ciri struktur ruang desa maupun
kota, kemudian guru menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai.
b.
Motivasi
Pemahaman karakteristik desa dan kota
akan memudahkan dalam pemahaman kekuatan interakasi diantara keduanya.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menyiapkan bahan yang akan ditugaskan pada siswa, dan memberikan
pengarahan tentang tugas yang akan dilakukan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Siswa dapat mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi
interaksi desa-kota.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a.
Membagi siswa
menjadi dua kelompok besar.
b.
Memberi tugas
pada kelompok pertama untuk mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi
interaksi desa-kota.
c.
Memberi tugas
pada kelompok kedua untuk menghitung kekuatan interaksi antara deasa-kota.
(nilai yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai, inovatif)
Konfirmasi
Dalam
kegitan konfirmasi, siswa:
a.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
b.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dari hasil diskusi
kelompok.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c. Guru memberikan penilaian
- Hasil kerja kelompok (hasil studi pustaka)
- Diskusi kelompok
d. Guru menyampaikan kompetensi untuk pertemuan selanjutnya.
(nilai yang ditanamkan : kerja keras,
jujur, saling menghargai, dan inovatif);
IX. PENILAIAN
v Tugas
kelompok/unjuk kerja kompetensi.
v Sikap
dan kemampuan menanggapi dan menyampaikan pertanyaan dalam diskusi kelompok.
v Tugas
rumah
Rubrik penilaian
Penilaian studi kepustakaan (tugas
kelompok)
Aspek yang dinilai
|
Nilai afektif
|
Nilai kognitif
|
Diskripsi
|
-
Isi menunjukkan penjelasan dari
kutipan/ pendapat tokoh
-
Isi disajikan dengan bahasa yang
baik
|
|
|
|
Nilai rata-rata
|
|
|
|
Penilaian diskusi
Aspek yang dinilai
|
Nilai afektif
|
Nilai kognitif
|
Diskripsi
|
- Pemahaman
materi pembahasan
- Kemampuan
melakukan analisis
- Kemamuan
menyampaikan pendapat
- Partisipasi
dalam diskusi
- Kemampuan
penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi
|
|
|
|
|
|
|
|
No
|
Nama
|
Aspek
|
Skor
|
||
Kognitif
|
Psikomotorik
|
Afektif
|
|||
|
|
|
|
|
|
X.
SUMBER, ALAT, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
·
Alat
: Bahan presentasi, Laptop
·
Sumber bahan : Buku teks Geografi, LKS, BSE
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
- Materi pembelajaran
- Rubric soal
Mengetahui,
Kepala
Madrasah
DRS. H. NURUL FATA
NIG : 165 0321 596
|
|
Gresik,
Guru Mapel Geografi
NUR ILMAWATI,
S.E
NIG : 165
0321 604
|
BAB
3
A.
Pengertian Desa,
Kaitannya dengan Tata Ruang, Sistem Perhubungan, dan Pengangkutan
Kata desa berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu deshi yang
berarti ‘tanah kelahiran’ atau ‘tanah tumpah darah’. Kemudian desa menjadi
suatu istilah yang merujuk pada suatu wilayah hukum di daerah Jawa pada
umumnya. Dinyatakan dalam UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa bahwa
yang dimaksud dengan desa (Inggris: the village) adalah kesatuan wilayah
yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di
dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah
terendah langsung di bawah camat, dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mana UU tersebut
telah diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam kaitannya dengan tata ruang, sistem perhubungan, dan
pengangkutannya, desa memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut.
1.
Tata Ruang
Jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya berjauhan, tidak
berjejal seperti di kota. Berdasarkan
pasal 215 UU No. 32 Tahun 2004, pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan
oleh kabupaten/ kota dan atau pihak ketiga mengikutsertakan pemerintah desa dan
badan permusyawaratan desa. Pelaksanaannya dengan memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut.
a. Kepentingan masyarakat desa.
b. Kewenangan desa.
c. Kelancaran pelaksanaan investasi.
d. Kelestarian lingkungan hidup.
e. Keserasian kepentingan antarkawasan dan kepentingan umum.
2.
Sistem Perhubungan
Di desa, sistem perhubungannya sangat dipengaruhi oleh
kondisi geografisnya. Desa yang kondisi geografisnya berupa
dataran memiliki tingkat kelancaran yang tinggi dibandingkan
desadesadi daerah perbukitan atau pun pegunungan.
3.
Sistem Pengangkutan
Desa-desa di Papua yang letaknya jauh
di pedalaman dan kawasannya terisolasi
oleh hutan, menggunakan pesawat terbang untuk mencapai desadesa
lain. Lain halnya dengan desa-desadi Kalimantan, yang menggunakan
perahu kecil sebagai sarana angkutannya. Sedangkan
desa-desa di Jawa dan Sumatra pada umumnya menggunakan sarana angkutan darat,
seperti gerobak, delman, sepeda, ojek, atau mobil.
B.
Potensi
Desa Kaitannya dengan Perkembangan Kota dan Desa
Potensi dasar suatu desa merupakan modal dasar dari
desa yang bersangkutan dalam
melaksanakan pembangunan. Potensi potensi desa itu meliputi
hal-hal sebagai berikut.
1. Unsur Lokasi Geografis
Desa merupakan wilayah yang berada di kaki-kaki gunung,
di pedalaman, ataupun di
pinggir-pinggir pantai yang jauh dari kesibukan kehidupan manusia. Cuacanya yang segar dan airnya yang melimpah merupakan suatu potensi bagi pengembangan pertanian.
2. Unsur Keadaan dan Kekayaan Alam
Sebagian besar lahan pedesaan dimanfaatkan
sebagaidaerah pertanian, seperti persawahan, perkebunan, peternakan,perikanan,
dan sebagainya. Produksi pertanian selaindimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, jugadipasarkan ke kota. Dengan demikian, desa merupakan
sumber pangan bagi masyarakat
kota.
3. Unsur Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Sumber daya pedesaan usia produktif merupakan tenaga kerja yang potensial, dan tidak sedikit yang menganggur
karena kekurangan lapangan
kerja. Sedangkan di kota banyak membutuhkan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja kasar, seperti tukang bangunan, pekerja pabrik, dan lain-lain. Ini
berarti, desa merupakan sumber tenaga
kerja bagi wilayah perkotaan.
4. Unsur Ideologi-Politik
Penduduk desa belum banyak dipengaruhi oleh ideologi
atau kepentingan-kepentingan
luar. Dengan demikian, penyebarluasan, pemahaman, dan penghayatan, serta pengamalan Pancasila di pedesaan tak akan banyak mengalami hambatan. Selain
itu, penduduk desa memiliki
loyalitas dan ketaatan yang tinggi dalam melaksanakan ketentuan dan peraturan pemerintah.
5. Unsur Ekonomi
Tidak sedikit desa di Indonesia yang telah mampu mengembangkan potensi daerahnya secara optimal, yang
ditandai dengan kemampuan
masyarakatnya dalam mengadakan relasi dan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang dengan wilayah lain, serta kemampuan
masyarakatnya untuk saling memengaruhi
dengan penduduk yang ada di daerah lain.
6. Unsur Sosial Budaya
Warga masyarakat pedesaan memiliki hubungan kerabat dan gotong-royong yang kuat serta memegang norma-norma
agama secara teguh. Ditinjau
dari sisi itu, maka desa merupakan bentengbenteng budaya nasional dari kemungkinan adanya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan ideologi
Pancasila.
7. Unsur Pertahanan Keamanan
Ketenteraman dan ketertiban desa-desa di Indonesia pada umumnya telah terjamin. Ini ditandai dengan rendahnya
tingkat kriminalitas atau pun
kejadian-kejadian pidana lainnya.
C. Pola Persebaran dan Pemukiman Desa dalam
Lingkup Bentang Alamnya
1. Pola Desa Linear
Pola desa semacam ini dapat dijumpai di daerah aliran sungai atau
pun di wilayah yang dilalui oleh jalan (raya). Rumah-rumah penduduk berderet,
memanjang (linear) mengikuti jalur sungai atau jalan raya. Pola tata guna lahan
seperti ini dimaksudkan memudahkan untuk bepergian ke tempat lain bila ada
keperluan, juga untuk memudahkan pergerakan barang dan jasa.
2.
Pola Desa Menyusur
Pola
desa menyusur dapat dijumpai di daerah-daerah pantai.Persebaran atau
perluasan desa biasanya memanjang mengikuti arah
garis pantai.
3.
Pola Desa Konsentris (Memusat)
Pola desa memusat terdapat di wilayah pegunungan, juga di
dataran rendah. Pola macam ini terbentuk mungkin karena
penduduknya berasal dari satu keturunan yang sama, atau juga
karena terdapatnya fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan
penduduk setempat, seperti mata air, danau, ataupun
fasilitasfasilitas lainnya.
Sedangkan berdasarkan lingkup bentang alamnya, wilayah desa di Indonesia
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu sebagai berikut.
a. Desa
pantai
Desa yang terletak di daerah pantai, tentulah tidak selalu sama, baik
dalam pola pengaturan lahannya maupun dalam corak kehidupan penduduknya. Semua
itu bergantung kepada kondisi wilayahnya.
b. Desa
di Dataran Rendah
Desa-desa yang berada di dataran rendah pun bervariasi sesuai dengan
sejarah dan perkembangannya masing-masing. Desadesa di wilayah ini relatif
lebih leluasa dalam mengatur pola lahan atau teritorialnya dibandingkan dengan
desa-desa di pantai atau di pegunungan.
c. Desa di Pegunungan
Di daerah pegunungan, desa-desanya sangat bergantung pada keadaan
alamnya. Rumah-rumah penduduk desa pegunungan sering terlihat bersaf-saf secara
hierarkis, yaitu di celah-celah perbukitan, di lembah-lembah pegunungan, atau
di kanan-kiri sungai.
d. Desa Pedalaman
Desa pedalaman adalah desa yang berada jauh dari kota dan terisolir.
Desadesa seperti ini masih banyak dijumpai di pulau Papua dan Kalimantan.
e. Desa di Perkotaan (sekitar kota)
Desa di perkotaan atau di sekitar kota merupakan desa yang sudah
termasuk wilayah perkotaan, dan bila telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa
pula disebut kota.
D. Pola Keruangan Kota
1. Pengertian Kota, Kaitannya dengan
Lokasi Pusat Kegiatan, Tata Ruang, Sistem Pengangkutan, dan Perhubungan
Menurut Burkhad Hofmeister (dalam
Nurmala Dewi, 1997), bahwa yang dimaksud dengan kota adalah suatu
pemusatan keruangan tempat tinggal dan tempat kerja sama manusia yang sebagian
besar sumber kehidupannya ada pada sektor sekunder (industri dan perdagangan)
dan sektor tersier (jasa dan pelayanan Kota merupakan bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur alami dan nonalami masyarakat), dengan pembagian kerja
yang khusus, pertumbuhan penduduknya sebagian besar disebabkan oleh tambahan
kaum pendatang, serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah
yang jauh letaknya.
Sedangkan Bintarto (dalam Nurmala
Dewi, 1997) mendefinisikan kota sebagai sebuah bentang budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan
dengan daerah di sekitarnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri RI No. 4 Tahun 1980, dinyatakan bahwa pada hakikatnya kota mempunyai dua
macam pengertian, yaitu:
a. suatu wadah yang memiliki batasan administrative
sebagaimana telah diatur dalam perundang-undangan;
b. sebagai lingkungan kehidupan yang
mempunyai ciri nonagraris, misalnya: ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan
yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan pusat pemukiman.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan
bahwa ciri-ciri kota adalah sebagai berikut.
a. Adanya spesialisasi pekerjaan warganya.
b. Mata pencaharian penduduk di luar agraris.
c. Kepadatan penduduk yang tinggi.
d. Mobilitas penduduk yang cepat.
e. Tempat pemukiman yang permanen.
f. Kehidupan agama tidak terlalu ketat.
g. Pandangan hidup masyarakatnya lebih rasional.
h. Hubungan sosial di antara mereka terbuka dan
luas.
i. Kurang
mempunyai solidaritas sosial.
3.
Sistem Tata Ruang Kota
Ernst W. Burgess menggambarkan
tata ruang kota ke dalam zonazona lingkaran, seperti yang terlihat pada gambar
di bawah ini.
1). Zona Bisnis
Zona bisnis adalah pusat kegiatan. Di zona ini terdapat pusat kehidupan
sosial, ekonomi, budaya, dan politik dalam suatu kota sehingga terdapat
bangunan utama tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, seperti toko, hotel,
restoran, gedung kesenian, kantor pemerintahan, pusat bisnis, maskapai
penerbangan, dan bank.
2) Zona Transisi
Adalah zona peralihan yang ditempati oleh golongan lapisan bawah atau
yang berpenghasilan rendah. Kebanyakan didiami oleh para pekerja, buruh kasar, pedagang
kecil yang pada umumnya mereka terlibat dalam
pusat perdagangan dan bisnis di jantung kota. Rumah mereka kecil, padat,
kumuh, dan keberadaannya terancam. Zona ini merupakan tempat imigran dari desa atau
tempat lain. Sedikit demi sedikit mereka tergusur, rumah mereka dibongkar untuk
dijadikan toko dan kantor. Di antara pemukiman kumuh tersebut terdapat kegiatan
industri dan perbankan sebagai perluasan dari zona bisnis.
3) Zona Para Pekerja
Merupakan zona yang paling banyak ditempati pekerja dengan tingkat
ekonomi sedang. Zona ini pemukimannya lebih baik dari zona transisi karena
belum ada pengaruh dari fungsi industri. Tidak adanya pengaruh disebabkan zona
ini masih dihalangi oleh zona transisi. Zona ini merupakan tempat kediaman kaum
buruh dan pegawaipegawai rendahan, yang secara ekonomis mereka lebih mapu
daripada penduduk yang tinggal di zona transisi.
4) Zona Kelas Menengah
Zona kelas menengah adalah zona yang dihuni oleh penduduk
yang berstatus menengah. Kondisi ekonomi stabil, kondisi pemukiman lebih baik
sehingga lingkungan pemukiman teratur, fasilitas pemukiman terencana dengan
baik sehingga kenyamanan dapat dirasakan. Zona ini merupakan kediaman
orang-orang mampu. Di sinilah adanya rumah-rumah mewah dan vila-vila.
5) Zona Para Penglaju
Zona para penglaju adalah daerah campuran antara daerah
perkotaan dengan daerah pedesaan, atau daerah pedesaan yang banyak berubah
menjadi perkotaan. Lokasinya strategis pada dataran tinggi dengan keindahan lingkungan
dan udara yang sejuk. Zona ini merupakan tempat orang-orang yang pulang pergi
ke tempat pekerjaannya masing-masing, baik yang menggunakan mobil pribadi, bis,
atau pun kereta api. Pada siang hari hampir tidak berpenghuni karena penduduk
bekerja.
E. Interaksi Kota
Interaksi kota dapat terjadi karena
berbagai faktor, antara lain:
1. adanya kemampuan masyarakat kota,
2. perluasan jaringan jalan antara kota-kota itu,
3. kebutuhan imbal balik antara kota-kota itu, atau
4. adanya pengaruh dari satu kota terhadap kota lainnya.
1. Manfaat Interaksi Kota
a. Pengaruh Positif dan Pengaruh Negatif Interaksi Kota
1) Pengaruh Positif
a) Tingkat pengetahuan penduduk semakin
meningkat.
b)
Bertambahnya kaum cendekiawan di daerahdaerah pedesaan, sebagai penggerak
pembangunan di daerahnya.
c) Gairah perekonomian penduduk semakin
meningkat.
d) Adanya alih-alih dan penggunaan teknologi
tepat guna khususnya di daerah-daerah pedesaan dapat meningkatkan aneka
produksi masyarakat sehingga pendapatannya pun semakin meningkat.
e) Bagi
penduduk kota, akan lebih mudah memperoleh bahan-bahan konsumsi pertanian
dengan harga yang relatif murah.
2) Pengaruh Negatif
a) Terbukanya
kesempatan kerja
b)
Wilayah pedesaan akan menjadi lahan yang menarik bagi masyarakat kota sehingga
tidak sedikit dari mereka yang membelinya. tidak tertutup kemungkinan untuk timbulnya
hal-hal seperti:
(1) kawasan
hijau semakin berkurang,
(2) penyempitan
lahan pertanian produktif,
(3) penurunan
kemampuan lahan sebagai daera tangkapan hujan, dan peresapan air,
(4) rusaknya
alam pedesaan sebagai akibat pencemara
c) Timbulnya
penetrasi (perembasan) budaya kota yang kurang sesuai dengan tradisi pedesaan,
misalnya dalam etika pergaulan dan pandangan hidup. Hal ini seringkali menimbulkan
keresahan dan mengganggu stabilitas budaya pedesaan.
d) Tumbuhnya
para pedagang kaki lima dan hunian liar yang mengganggu ketertiban kota.
Lampiran Tugas
Lampiran Tugas
TUGAS KELOMPOK
Ketentuan tugas masing-masing kelompok tertera dalam
kegiatan inti pembelajaran.
TUGAS INDIVIDU
Lihatlah peta Bandung berikut. Kemudian tentukan
zona-zona diwilayah Bandung.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MA
AL - FATTAH
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas/Semester :
XII IS/2
Tahun
Pelajaran : 2014 / 2015
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
3. Menganalisis wilayah dan
pewilayahan
II. KOMPETENSI DASAR
3.2. Menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan perwilayahan dengan
perencanaan pembangunan wilayah
III. INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
v
Merumuskan pengertian konsep wilayah
dan pewilayahan kota
v
Mengidentifikasi kota-kota atau
wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan atau fungsional
v
Membedakan generalisasi wilayah
(region generalization) dan klasifikasi wilayah (region classification)
v
Menghitung delimitasi wilayah secara
kuantitatif
v
Menentukan batas-batas wilayah
pertumbuhan
v
Menjelaskan pengertian pusat
pertumbuhan
v
Menjelaskan perbedaan spread effect
dan backwash effect
v
Mengungkapkan tahapan fase-fase
pertumbuhan suatu wilayah
v
Menganalisa batas-batas wilayah
pertumbuhan
v
Mengidentifikasi karakteristik
pertumbuhan sebuah kota
v
Menjelaskan perbedaan teori tempat
yang sentral dan teori kutub pertumbuhan
v
Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan
di Indonesia
v
Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan
terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh social budaya masyarakat
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
v Siswa
dapat merumuskan pengertian konsep wilayah dan pewilayahan kota
v Siswa
dapat mengidentifikasi kota-kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah
formal dan atau fungsional
v Siswa
dapat membedakan generalisasi wilayah (region generalization) dan klasifikasi
wilayah (region classification)
v Siswa
dapat menghitung delimitasi wilayah secara kuantitatif
v Siswa
dapat menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan
v Siswa
dapat menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan
v Siswa
dapat menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect
v Siswa
dapat mengungkapkan tahapan fase-fase pertumbuhan suatu wilayah
v Siswa
dapat menganalisa batas-batas wilayah pertumbuhan
v Siswa
dapat mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan sebuah kot
v Siswa
dapat menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub
pertumbuhan
v Siswa
dapat menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
v Siswa
dapat menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan
pengaruh social budaya masyarakat
Karakter siswa yang diharapkan
:
§
Kerja keras,
Jujur, saling menghargai.
V. MATERI PEMBELAJARAN
Uraian Materi
·
Konsep wilayah
dan pewilayahan
·
Wilayah formal
dan fungsional
·
Contoh
perwilayahan secara formal dan fungsional
·
Membuat
perwilayahan berdasarkan fenomena geografi di lingkungan setempat
·
Menentukan
batas-batas wilayah pertumbuhan
·
Mengidentifikasi
pusat-pusat pertumbuhan
·
Teori pusat
pertumbuhan
·
Pusat-pusat
pertumbuhan di Indonesia
VI. METODE PEMBELAJARAN
-
Studi
kepustakaan
-
Diskusi
kelompok
-
Tanya jawab
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tatap Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
·
Menganalisisa
kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan
wilayah
|
·
Mengungkapkan kembali perbedaan wilayah formal dan
fungsional (nodal) dari berbagai referensi
·
Mengidentifikasi kota / wilayah yang termasuk ke dalam
wilayah formal dan fungsional
·
Melalui diskusi, membedakan generalisasi wilayah
(region generalization) dan klasifikasi wilayah (region classification)
·
Secara
kelompok menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan (Misalnya : Nanggro Aceh
Darussalam sebelum dan sesudah terjadinya gempa bumi/tsunami)
·
Secara
kelompok menganalisa perbedaan spread effect dan backwash effect
·
Melalui
diskusi, mengidentifikasi fase-fase pertumbuhan suatu wilayah
·
Menelaah
tentang batas-batas wilayah pertumbuhan dari berbagai referensi
·
Mengidentifikasi
karakteristik pertumbuhan sebuah kota
·
Mengidentifikasi perbedaan teori tempat yang sentral
dan teori kutub pertumbuhan
·
Secara kelompok dengan alat peraga peta,
mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·
Secara kelompok diskusi tentang pengaruh pusat
pertumbuhan perkembangan ekonomi dan perubahan social budaya masyarakat
|
·
Siswa dapat Merumuskan pengertian konsep wilayah dan
pewilayahan kota
·
Siswa dapat Mengidentifikasi kota-kota atau wilayah
yang termasuk ke dalam wilayah formal dan atau fungsional
·
Siswa dapat Membedakan generalisasi wilayah (region
generalization) dan klasifikasi wilayah (region classification)
·
Siswa dapat Menghitung delimitasi wilayah secara
kuantitatif
·
Siswa dapat Menentukan batas-batas wilayah
pertumbuhan
·
Siswa dapat Menjelaskan pengertian pusat
pertumbuhan
·
Siswa dapat Menjelaskan perbedaan spread
effect dan backwash effect
·
Siswa dapat Mengungkapkan tahapan fase-fase
pertumbuhan suatu wilayah
·
Siswa dapat Menganalisa batas-batas wilayah
pertumbuhan
·
Siswa dapat Mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan
sebuah kota
·
Siswa dapat Menjelaskan perbedaan teori tempat yang
sentral dan teori kutub pertumbuhan
·
Siswa dapat Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di
Indonesia
·
Siswa dapat Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan
terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh social budaya masyarakat
|
VIII. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan
Pertama
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru menjelaskan secara singkat tentang
kompetensi dasar yang harus dicapai dan esensi materi yang harus dikuasai.
b. Motivasi
Pemahaman tentang konsep wilayah dan pewilayahan
kota erat kaitannya dengan perencanaan pembangunan wilayah kota.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.
Menyiapkan bahan yang akan ditugaskan pada siswa, dan memberikan
pengarahan sedikit yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b.
Siswa dapat menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan
dengan perencanaan pembangunan wilayah.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
a.
Membagi siswa menjadi tujuh kelompok, dimana masing-masing kelompok
terdiri dari dua orang.
b.
Memberikan tugas pada kelompok pertama untuk menggali referensi mengenai
konsep wilayah dan pewilayahan kota.
c.
Memberikan tugas pada kelompok kedua untuk mengidentifikasi kota-kota
atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal atau fungsional.
d.
Memberikan tugas pada kelompok ketiga untuk menggali referensi mengenai
pembedaan generalisasi wilayah dan klasifikasi wilayah.
e.
Memberikan tugas pada kelompok keempat untuk menghitung delimitasi
wilayah secara kuantitatif.
f.
Memberikan tugas pada kelompok kelima untukmenentukan batas-batas wilayah
pertumbuhan.
g.
Memberikan tugas pada kelompok keenam untuk menjelaskan pengertian pusat
pertumbuhan.
h.
Memberikan tugas pada kelompok ketujuh untuk menjelaskan perbedaan spread
effect dan backwash effect.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Konfirmasi
Dalam
kegitan konfirmasi, siswa:
a.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
b.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dari hasil diskusi
kelompok.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
3. Kegiatan Akhir
a.
Guru dan siswa melakukan refleksi.
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c.
Guru memberikan penilaian
- Hasil kerja kelompok (hasil studi pustaka)
- Diskusi kelompok
d.
Guru menyampaikan kompetensi untuk pertemuan selanjutnya.
(nilai yang ditanamkan : kerja keras,
jujur, saling menghargai, dan inovatif);
Pertemuan Kedua
1.
Kegiatan Awal
a.
Apersepsi
Guru mengulas kembali pembahasan materi pada
pertemuan sebelumnya, kemudian guru menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai.
b.
Motivasi
Pemahaman tentang konsep wilayah dan pewilayahan
kota erat kaitannya dengan perencanaan pembangunan wilayah kota.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.
Menyiapkan bahan yang akan ditugaskan pada siswa, dan memberikan
pengarahan sedikit yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b.
Siswa dapat menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan
dengan perencanaan pembangunan wilayah.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a.
Membagi siswa
menjadi enam kelompok kecil.
b.
Memberi tugas
pada kelompok pertama untuk mengungkapan tahapan fase-fase pertumbuhan suatu
wilayah.
c.
Memberi tugas
pada kelompok kedua untuk menganalisa batas-batas wilayah pertumbuhan.
d.
Memberi tugas
pada kelompok ketiga untuk mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan sebuah
kota.
e.
Memberi tugas
pada kelompok keempat untuk menjelaskan teori tempat yang sentral dan teori
kutub.
f.
Member tugas
pada kelompok kelima untuk menganalisa pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia.
g.
Member tugas
pada kelompok keenam menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap
perkembangan ekonomi dan pengaruh social budaya masyarakat.
(nilai yang ditanamkan: Kerja
keras, Jujur, saling menghargai, inovatif)
Konfirmasi
Dalam
kegitan konfirmasi, siswa:
a.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
b.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dari hasil diskusi
kelompok.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
3.
Kegiatan Akhir
a.
Guru dan siswa melakukan refleksi.
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c.
Guru memberikan penilaian
- Hasil kerja kelompok (hasil studi pustaka)
- Diskusi kelompok
d.
Guru menyampaikan kompetensi untuk pertemuan selanjutnya.
(nilai yang ditanamkan : kerja keras,
jujur, saling menghargai, dan inovatif);
IX. PENILAIAN
v Tugas
kelompok/unjuk kerja kompetensi.
v Sikap
dan kemampuan menanggapi dan menyampaikan pertanyaan dalam diskusi kelompok.
Rubrik penilaian
Penilaian studi kepustakaan (tugas
kelompok)
Aspek yang dinilai
|
Nilai afektif
|
Nilai kognitif
|
Diskripsi
|
-
Isi menunjukkan penjelasan dari
kutipan/ pendapat tokoh
-
Isi disajikan dengan bahasa yang
baik
|
|
|
|
Nilai rata-rata
|
|
|
|
Penilaian diskusi
Aspek yang dinilai
|
Nilai afektif
|
Nilai kognitif
|
Diskripsi
|
- Pemahaman
materi pembahasan
- Kemampuan
melakukan analisis
- Kemamuan
menyampaikan pendapat
- Partisipasi
dalam diskusi
- Kemampuan
penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi
|
|
|
|
|
|
|
|
No
|
Nama
|
Aspek
|
Skor
|
||
Kognitif
|
Psikomotorik
|
Afektif
|
|||
|
|
|
|
|
|
X.
SUMBER, ALAT, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
·
Alat
: Bahan presentasi, Laptop
·
Sumber bahan : Buku teks Geografi, LKS, BSE
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1.
Materi pembelajaran
2. Rubric
soal
Mengetahui,
Kepala
Madrasah
DRS. H. NURUL FATA
NIG : 165 0321 596
|
|
Gresik,
Guru Mapel Geografi
NUR ILMAWATI,
S.E
NIG : 165
0321 604
|
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
A. Pusat Pertumbuhan dan Konsep yang Mendasarinya
1. Pengertian
Pusat pertumbuhan ialah wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya
sangat pesat sehingga karena kepesatannya itu dijadikan sebagai pusat
pembangunan yang memengaruhi kawasan-kawasan lain di sekitarnya. Dengan adanya
kawasankawasan yang dijadikan pusat pertumbuhan itu, diharapkan kawasan-kawasan
di sekitarnya turut terpengaruh dan terpicu untuk maju.
Beberapa contoh kawasan yang merupakan pusat pertumbuhan, antara lain
kota Jakarta – Bogor – Tangerang – Bekasi atau Jabotabek, pusat industri Batam,
segitiga pertumbuhan Singapura – Johor – Riau atau segitiga SIJORI, dan sebagainya.
2. Konsep-konsep Pusat Pertumbuhan
Water Christaller (dalam
Nurmala Dewi, 1997), ahli geografi berkebangsaan Jerman, mengatakan bahwa
sebagai kawasan yang berpengaruh luas terhadap wilayah-wilayah di sekitarnya,
pusat pertumbuhan dapat dicitrakan
dengan titik-titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal (segi enam).
Wilayah segi enam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh
tempat sentral yang bersangkutan.
Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat-pusat perbelanjaan,
kota, atau pun pusat-pusat kegiatan lainnya. Oleh tempat-tempat sentral itu, wilayah
atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan tertarik. Misalnya, ibukota provinsi
dapat menarik beberapa kota atau ibukota kabupaten, ibukota kabupaten menarik
beberapakecamatan, dan seterusnya secara hierarkis.
B. Wilayah Pembangunan
Terdapat empat wilayah yang ditunjuk
sebagai pusat pembangunan utama. Keempat wilayah pembangunan utama tersebut
adalah:
1) wilayah pembangunan utama A, dengan pusat utama Medan,
2) wilayah pembangunan utama B, dengan pusat utama Jakarta,
3) wilayah pembangunan utama C, dengan pusat utama Surabaya,
4) wilayah pembangunan utama D, dengan pusat utama Ujungpandang.
Lebih rinci lagi, kelima wilayah
pembangunan utama pada Pelita IV itu adalah sebagai berikut.
1) Wilayah
Pembangunan Utama A dengan pusat pertumbuhanutama adalah kota Medan. ini
meliputi:
a) Wilayah Pembangunan I, yang terdiri dari
provinsi Aceh dan Sumatra Selatan, pusatnya di Medan.
b) Wilayah Pembangunan II, yang terdiri dari provinsi
Sumatra Barat dan Riau, pusatnya di Pekan Baru.
2) Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat
pertumbuhan utama adalah kota Jakarta. Wilayah ini meliputi:
a) Wilayah Pembangunan III, yang terdiri dari
provinsi Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu, pusatnya di Palembang.
b) Wilayah Pembangunan IV, yang terdiri dari
provinsi Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta, pusatnya
di Jakarta.
c) Wilayah Pembangunan V, yang meliputi provinsi Kalimantan
Barat, pusatnya di Pontianak.
3) Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat
pertumbuhan utama adalah kota Surabaya. Wilayah ini meliputi:
a) Wilayah Pembangunan VI, yang terdiri dari
provinsi Jawa Timur dan Bali, pusatnya di Surabaya.
b) Wilayah Pembangunan VII, yang terdiri dari
provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, pusatnya di
Balikpapan dan Samarinda.
4) Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat
pertumbuhan utama adalah kota Ujungpandang. Wilayah ini meliputi:
a) Wilayah Pembangunan VIII, yang terdiri dari provinsi
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Sulawesi Selatan, dan
Sulawesi Tenggara, pusatnya di Ujungpandang.
b) Wilayah Pembangunan IX, yang terdiri dari
provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, pusatnya di Manado.
5) Wilayah Pembangunan Utama F, dengan pusat
pertumbuhan utama adalah Ambon. Wilayah ini termasuk ke dalam Wilayah
Pembangunan X, yang terdiri dari provinsi Maluku dan Papua.
Beberapa Pengaruh Pusat Pertumbuhan
Dengan adanya pusat-pusat pertumbuhan
itu, ternyata memberikan pengaruh dan manfaat bagi manusia dalam segala aspek
kehidupannya. Pengaruh-pengaruh dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pengaruh terhadap pemusatan dan
persebaran sumber daya, antara lain:
a) pola mobilitas penduduk meningkat,
b) teknologi dan transportasi semakin meninggi.
2) Pengaruh terhadap perkembangan
ekonomi, antara lain:
a) meningkatkan kondisi ekonomi penduduk sehingga kesejahteraan dan
kualitas hidupnya lebih baik,
b) menjadikannya sebagai pusat perdagangan.
3) Pengaruh terhadap perubahan sosial
budaya masyarakat, antara lain:
a) pendidikan penduduk semakin meningkat,
b) masuknya budaya asing atau budaya luar sehingga timbulnya asimilasi
budaya di masyarakat.
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN WILAYAH
Pembangunan adalah Suatu
upaya terkoordinasiuntuk menciptakan alternative yang lebih banyak secara sah
kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasi nya yang paling
manusiawi.
Wilayah merupakan
suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu
dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk
berlokasi dan berinteraksi. Batasan wilayah hanya mencakup
seluas lingkungan
perkotaan (core) dan area
sekelilingnya (periphery).
Ada tiga tipe Wilayah
• Wilayah fungsional (functional
region), dicirikan oleh adanya derajad
integrasi antara komponen komponen dalam
wilayah.
• Wilayah homogen,
dicirikan oleh adanya relative kesamaan (similarity) dalam wilayah.
• Wilayah administratif,
dibentuk untuk kepentingan pengelolaan atau
organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak
lain.
Perencanaan Pembangunan Wilayah
Adalah Suatu upaya merumuskan
dan mengaplikasikan kerangka teori ke dalam
kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang
di dalamnya mempertimbangan aspek
wilayah dengan mengintegrasikan aspek
sosial dan lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan
berkelanjutan
Tiga pilar penting
(i)
keunggulan komparatif (imperfectmobility of factor),
(ii)
aglomerasi (imperfectdivisibility).
(iii)
transport cost atau imperfect mobility of good and services.
Pengambilan Keputusan Atas Dasar Lokasi
Secara Langsung (locational factors)
• Inersia.
•
Transport cost. (i) market material site (ii) Ubiquity, (iii) Ideal weight input-output, (iv) End point location (v) Transhipment
• Labor Cost.
Secara tidak langsung (non-locational factors).
• Kebijakan pemerintah.
• Keadaan lingkungan dan sosial.
• Iklim dan stabilisasi politik.
LIMA TAHAP PERTUMBUHAN (THOMPSON, 1965)
1. Spesialisasi ekspor (export specialization):
adanya industri yang dominan. antara lain,
minyak, hasil perkebunan dan pertanian, dan produk-produk primer lainnya.
2. ekspor komplek (export complex): ADANYA ekspor
selain komoditi dominan (backward and
forward linkage industry).
3. kematangan ekonomi (economic maturation).
ADANYA diversifikasi industri,
substitusi impor, kemandirian wilayah.
4. pembentukan metropolis (regional metropolis);
adanya pusat kegiatan ekonomi wilayah
untuk melayani hinterland; aktivitas ekonomi ekspor dan impor Proses kontinyu hasil
pembangunan/transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni
- primer (pertanian, kehutanan, perikanan)
- sekunder (pertambangan, manufaktur, konstruksi,
publik utilities)
- tersier (perdagangan, transportasi, keuangan dan
jasa)
5. kemajuan teknis dan profesional
(technical-proffesional virtuosity); adanya proses produksi yang canggih dan baru, efisien dan terspesialisasi. Sistem ekonomi menjadi komplek
(inovasi, modifikasi dan imitasi) primer manufacture fabricatif tersier
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MA
AL - FATTAH
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas/Semester :
XII IS/2
Tahun
Pelajaran : 2014 / 2015
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
3. Menganalisis wilayah dan
perwilayahan
II. KOMPETENSI DASAR
3.3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan
negara maju dan berkembang
III. INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
·
Mengidentifikasi
cirri / indicator negara maju dan negara berkembang
·
Memberi contoh
indicator keberhasilan dengan tepat negara maju
·
Mengidentifikasi
tentang tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
·
Memberi contoh
negara maju dan negara berkembang
·
Mengemukakan
beberapa model pengembangan wilayah negara maju
·
Mengemukakan
model pengembangan negara berkembang
·
Menyajikan pola
pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
·
Siswa mampu mengidentifikasi
cirri / indicator negara maju dan negara berkembang
·
Siswa mampu memberi
contoh indicator keberhasilan dengan tepat negara maju
·
Siswa mampu mengidentifikasi
tentang tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
·
Siswa mampu memberi
contoh negara maju dan negara berkembang
·
Siswa mampu mengemukakan
beberapa model pengembangan wilayah negara maju
·
Siswa mampu mengemukakan
model pengembangan negara berkembang
·
Siswa mampu menyajikan
pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia
V. MATERI PEMBELAJARAN
Uraian
Materi
- Indikator Pencapaian Kompetensi negara maju dan negara berkembang
- Ukuran keberhasilan pembangunan dari UNRISD tahun 1997
- Tahapan-tahapan perkembangan negara menurut WW Rostow
- Contoh-contoh negara maju dan negara berkembang
5.
Model
pengembangan wilayah negara maju dan berkembang
6.
Pola
pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia
VI. METODE PEMBELAJARAN
-
Studi
kepustakaan
-
Diskusi
kelompok
-
Tanya jawab
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tatap Muka
|
Terstruktur
|
Mandiri
|
·
Menganalisisa
kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan
wilayah
|
·
Secara
kelompok mengidentifikasi cirri atau indicator negara maju dan berkembang
·
Mengidentifikasi
ukuran keberhasilan pembangunan menurut indicator UNRISD Tahun 1997
·
Siswa dapat Mengidentifikasi tentang
tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
·
Memberikan
contoh negara-negara maju dan berkembang
·
Secara kelompok menganalisis beberapa model
pengembangan wilayah negara maju dengan gambar pola bentuk kota di negara
maju.
·
Diskusi kelompok tentang pola pembangunan/pengembangan
wilayah Indonesia
·
Membuat laporan tulisan tentang pola pembangunan atau
pengembangan wilayah Indonesia
|
·
Siswa dapat Mengidentifikasi cirri/indicator
negara maju dan berkembang
·
Memberikan
contoh indicator keberhasilan dengan tepat negara maju menurut UNRISD (United Nations Research Institute
For Social Development) Tahun 1997
·
Siswa dapat Mengidentifikasi tentang
tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
·
Memberikan
contoh negara-negara maju dan berkembang
·
Siswa dapat Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah
negara maju
·
Siswa dapat Mengemukakan model pengembangan negara
berkembang
·
Siswa dapat Menyajikan pola pembangunan atau
pengembangan wilayah Indonesia
|
VIII. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan
Pertama
1. Kegiatan Awal
e. Apersepsi
Guru menjelaskan secara singkat tentang
kompetensi dasar yang harus dicapai dan esensi materi yang harus dikuasai.
f. Motivasi
Pemahaman tentang wilayah Negara maju dan
berkembang akan meningkaatkan pengetahuan mengenai perbedaan Negara maju dan
berkembang dalam bebrbagai aspek.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.
Menyiapkan bahan yang akan ditugaskan pada siswa, dan memberikan
pengarahan sedikit yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b.
Siswa dapat menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan
dengan perencanaan pembangunan wilayah Negara maju dan berkembang.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai, inovatif)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
a.
Membagi siswa menjadi tiga kelompok.
b.
Memberi tugas pada kelompok pertama untuk mengidentifikasi
cirri atau indicator negara maju dan berkembang.
c.
Memberi tugas pada kelompok kedua untuk Mengidentifikasi
ukuran keberhasilan pembangunan menurut indicator UNRISD Tahun 1997.
d.
Memberikan tugas pada kelompok ketiga untuk Memberikan
contoh negara-negara berkembang.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai, inovatif)
Konfirmasi
Dalam
kegitan konfirmasi, siswa:
a.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
b.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dari hasil diskusi
kelompok.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
3. Kegiatan Akhir
a.
Guru dan siswa melakukan refleksi.
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c.
Guru memberikan penilaian
- Hasil kerja kelompok (hasil studi pustaka)
- Diskusi kelompok
d.
Guru menyampaikan kompetensi untuk pertemuan selanjutnya.
(nilai yang ditanamkan : kerja keras,
jujur, saling menghargai, dan inovatif);
Pertemuan Kedua
1.
Kegiatan Awal
a.
Apersepsi
Guru mengulas kembali pembahasan materi pada
pertemuan sebelumnya, kemudian guru menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai.
b.
Motivasi
Pemahaman tentang wilayah Negara maju dan
berkembang akan meningkaatkan pengetahuan mengenai perbedaan Negara maju dan
berkembang dalam bebrbagai aspek.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.
Menyiapkan bahan yang akan ditugaskan pada siswa, dan memberikan
pengarahan sedikit yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b.
Siswa dapat menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan perwilayahan
dengan perencanaan pembangunan wilayah.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a.
Membagi siswa menjadi tiga kelompok.
b.
Memberi tugas pada kelompok pertama untuk menganalisis beberapa model pengembangan wilayah negara
maju dengan gambar pola bentuk kota di negara maju.
c.
Memberi tugas pada kelompok kedua untuk mengidentifikasi pola pembangunan/pengembangan wilayah Indonesia
d.
Memberikan tugas pada kelompok ketiga untuk Membuat laporan tulisan tentang pola pembangunan atau
pengembangan wilayah Indonesia.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai, inovatif)
Konfirmasi
Dalam
kegitan konfirmasi, siswa:
a.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
b.
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dari hasil diskusi
kelompok.
(nilai
yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai,
inovatif)
3.
Kegiatan Akhir
a.
Guru dan siswa melakukan refleksi.
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c.
Guru memberikan penilaian
-
Hasil kerja kelompok (hasil studi pustaka)
-
Diskusi kelompok
d.
Guru menyampaikan kompetensi untuk pertemuan selanjutnya.
(nilai yang ditanamkan : kerja keras,
jujur, saling menghargai, dan inovatif);
IX. PENILAIAN
v Tugas
kelompok/unjuk kerja kompetensi.
v Sikap
dan kemampuan menanggapi dan menyampaikan pertanyaan dalam diskusi kelompok.
Rubrik penilaian
Penilaian studi kepustakaan (tugas
kelompok)
Aspek yang dinilai
|
Nilai afektif
|
Nilai kognitif
|
Diskripsi
|
-
Isi menunjukkan penjelasan dari
kutipan/ pendapat tokoh
-
Isi disajikan dengan bahasa yang
baik
|
|
|
|
Nilai rata-rata
|
|
|
|
Penilaian diskusi
Aspek yang dinilai
|
Nilai afektif
|
Nilai kognitif
|
Diskripsi
|
-
Pemahaman materi pembahasan
-
Kemampuan melakukan analisis
-
Kemamuan menyampaikan pendapat
-
Partisipasi dalam diskusi
-
Kemampuan penggunaan bahasa yang
baik dalam diskusi
|
|
|
|
|
|
|
|
No
|
Nama
|
Aspek
|
Skor
|
||
Kognitif
|
Psikomotorik
|
Afektif
|
|||
|
|
|
|
|
|
X.
SUMBER, ALAT, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
·
Alat
: Bahan presentasi, Laptop
·
Sumber bahan : Buku teks Geografi, LKS, BSE
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
a. Materi
pembelajaran
b. Rubric
soal
Mengetahui,
Kepala
Madrasah
DRS. H. NURUL FATA
NIG : 165 0321 596
|
|
Gresik,
Guru Mapel Geografi
NUR ILMAWATI,
S.E
NIG : 165
0321 604
|
Negara Maju dan
Berkembang
Negara
maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatip tinggi
melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP
per kapita tinggi dianggap negara maju.
Namun beberapa negara yang telah
mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui
pengambilan phosphorus) tanpa mengembangkan industri yang beragam dan ekonomi
berdasarkan jasa tidak dianggap memiliki status ’maju’.
Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan Dunia Ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa perang dingin.
Keberhasilan pembangunan di suatu
negara dapat dijadikan acuan untuk menentukan suatu negara dikatakan maju atau
berkembang. Negara yang sudah berhasil dalam pembangunan sering disebut dengan
negara maju, sedangkan negara yang masih sedang giat-giatnya melaksanakan
pembangunan disebut dengan negara berkembang.
Untuk menentukan sejauh mana pembangunan suatu negara sudah berhasil atau belum, sudah mendekati tujuan yang telah ditargetkan atau belum, dipergunakan acuan-acuan, yaitu berupa :
1.
Peningkatan pendapatan,
2.
Penurunan
masyarakat miskin,
3.
Penurunan
ketimpangan penerimaan pendapatan,
4.
Penurunan kesenjangan
hidup,
5.
Penurunan
kematian bayi,
6.
Penurunan melek
huruf,
7.
Penurunan
pertumbuhan penduduk.
Group of 15 (G15; bahasa Indonesia:
Kelompok Lima Belas) didirikan pada Pertemuan Puncak Gerakan Non-Blok di
Beograd,Yugoslavia pada September 1989. Organisasi ini terdiri dari
negara-negara dari Amerika Latin, Afrika, dan Asia dengan tujuan meningkatkan
pertumbuhan dan kemakmuran. G15 memfokuskan pada kerja sama di antara negara
berkembang di bidang investasi, perdagangan, dan teknologi. Anggota G15 telah berkembang
menjadi 17 negara, namun namanya tetap tidak berubah.
Anggota G15 terdiri dari Aljazair,
Argentina, Brasil, Chili, India, Indonesia, Jamaica, Kenya, Malaysia, Meksiko,
Mesir, Nigeria, Peru, Senegal, Sri langka, Venezuela, Zimbabwe.
Ciri-ciri negara berkembang pada umumnya adalah:
1.
Produksi
barang-barang primer masih dominan, seperti pertanian.
2.
Adanya masalah
tekanan penduduk, yaitu meliputi:
- Tingginya tingkat pengangguran
- Angka peledakan penduduk tinggi
- Produktivitas rendah/tingkat hidup rendah
- Tingginya kemiskinan kemelaratan
- Beban tanggungan tinggi
- Ketergantungan terhadap bangsa lain tinggi dan mudah terpengaruh
- Tingginya tingkat pengangguran
- Angka peledakan penduduk tinggi
- Produktivitas rendah/tingkat hidup rendah
- Tingginya kemiskinan kemelaratan
- Beban tanggungan tinggi
- Ketergantungan terhadap bangsa lain tinggi dan mudah terpengaruh
3.
Sumber daya
alam belum banyak diolah
4.
Kekurangan
modal
5.
Ketergantungan
pada impor hasil industri, dan ekspor dari produk-produk barang mentah
(industri dan pertanian)
6.
Rendahnya
pendapatan penduduk dengan GNP < US $ 1000
7.
Penguasaan
terhadap IPTEK rendah
8.
Tingkat pendidikan
rendah
Negara maju mempunyai ciri utama, yaitu tingginya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu mengolah sumberdaya alam secara optimal, baik sumberdaya alam yang ada di negaranya maupun di negara lain melalui kerjasama. Industri dan jasa adalah sektor andalan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Melalui industrialisasi, maka tenaga
kerja yang dapat diserap lebih banyak, pengangguran menjadi sedikit bahkan
tidak ada, produktivitas per kapita lebih tinggi, produksi barang lebih
beragam, lebih cepat dan lebih banyak hasilnya, sehingga pemasarannya (ekspor)
pun lebih luas. Melalui proses industri, nilai jual suatu barang menjadi lebih
mahal, sehingga keuntungan pun menjadi lebih tinggi. Karena itulah negara maju
selalu diidentikkan dengan negara industri.
Ciri-ciri negara maju:
a.
Pendapatan
rata-rata tinggi.
b.
Angka harapan hidup tinggi.
c.
Pertumbuhan
penduduk rendah.
d.
Sumberdaya
manusia berkualitas tinggi dan menguasai IPTEK.
e.
Jarang dijumpai
pendudukmiskin.
f.
Kegiatan
ekonomi berbasis industri dan jasa.
g.
Sebagian besar
penduduk tinggal di perkotaan.
h.
Tingkat
pendidikan penduduk rata-rata tinggi.
i.
Angka kematian
bayi kecil.
POLA
PEMBANGUNAN INDONESIA
Menurut
UNDP (1990:1), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk mempebesar
pilihan-pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s choices”). Dari
definisi ini dapat dtarik kesimpulan bahwa fokus pembangunan suatu negara
adalah penduduk karena penduduk adalah kekayaan nyata suatu negara.
Konsep atau definisi pembangunan manusia tersebut pada
dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Definisi ini lebih luas
dari definisi pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam
konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami
dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana
dikutip dari UNDP (1995:118), sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia
diantaranya adalah:
- Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian;
- Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka; oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja;
- Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga pada upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusis tersebut secara optimal;
- Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan; dan
- Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.
A. Strategi Pembangunan
Dalam mempelajari perekonomian suatu negara konsep yang
sangat penting adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Strategi
pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas
faktor-faktor yang akan dijadikan faktor utama yang menjadi penentu
jalannya proses pertumbuhan (Suroso,1993). Dalam hal ini ada beberapa strategi
pembangunan ekonomi yang akan saya sampaikan, yaitu :
1. Strategi Pertumbuhan
Adapun beberapa inti dari konsep strategi pertumbuhan yaitu :
- Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
- Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat kebawah (trickle-dowm-effect)- pendistribusian kembali.
- Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
- Kritik paling keras dari strategi pertama ini adalah, bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi pembangunan Dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi pembangunan ini adalah, dengan ditekannya
peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya
melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi
kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun
1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti
dari konsep ketergantungan adalah:
- Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranyanadalah; meningkatnya produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
- Teori ketergantungan ini kemudian dkritik oleh Kothari dengan mengatakan “… teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja…” (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980)
4. Strategi Yang Berwawasan Ruang
Strategi
ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-sebab
kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih maju/kaya.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah kaya
atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread
effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin
ke daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut
adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin
akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam
jangka panjang.
5. Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan
secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan
Indonesia Sedunia (ILO) pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan
pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat
kemiskinan yang bersumber pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan
kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
Faktor yang
mempengaruhi strategi pembangunan
- Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah,
- Akumilasi kapital rendah,
- Tingkat pendapatan pada kapital yang rendah,
- Struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.
B. Beberapa masalah Kontroversial Pembangunan
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam
mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan
makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun
demikian, tingginya pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara.
Meskipun negara itu pendapatan perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang
saudara di dalam negara tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai negara
makmur/sejahtera. Karena dengan adanya peperangan banyak menimbulkan kematian,
penderitaan, dan rasa tidak aman.
2. Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat
dari angka kemiskinan. Suatu negara dikatakan makmur/sejahtera apabila
rakyatnya yang hidup miskin berjumlah sedikit saja.
3. Tingkat Pengangguran
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan
negara berkembang adalah tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat
penganggurannya rendah. Sebaliknya di negara berkembang biasanya tingkat
penganggurannya tinggi.
4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan
negara berkembang adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju
umumnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan rendah. Hal ini disebabkan
penduduk mampu membeli makanan
Lampiran
Tugas
gambar di
samping ini merupakan peta salah satu Negara di kawasan Asia yang tergolong
Negara maju.
Coba
diskripsikan
- Bentang alam dan bentang budayanya
- Cirri khas yang dimiliki Negara tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar